Disdik-GOPTKI Gelar Seminar Pendidikan Anak Usia Dini
Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta berkolaborasi dengan Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman Kanak-kanak Indonesia (GOPTKI) menggelar Seminar Pendidikan Anak Usia Dini.
Biarkan anak-anak kita melesat sesuai dengan zamannya
Seminar yang bermaterikan tentang Kurikulum Merdeka Belajar pada pendidikan anak usia dini ini digelar secara hybrid dan diikuti 150 peserta terdiri dari pengurus GOPTKI perwakilan tingkat kecamatan, kota dan kabupaten hingga provinsi serta yayasan PAUD di se-DKI Jakarta.
Pemprov DKI Jakarta Sesuaikan PTM Terbatas Menjadi 50 Persen Mulai 4 Februari 2022
Ketua DPD GOPTKI DKI Jakarta, Komariah Marullah mengatakan, pendidikan anak prasekolah mempunyai peran sangat besar dalam menyiapkan anak yang unggul di masa mendatang.
Pendidikan anak usia dini juga dinilai penting sebagai titik sentral untuk membangun pondasi dasar kepribadian anak demi menjadi manusia beradab.
“Kurikulum Merdeka Belajar ini didapat saat masa pandemi. Setelah dilakukan uji coba selama enam bulan, ternyata anak-anak mengalami kemajuan sangat pesat," ujar Komariah di Gedung Disdik DKI Jakarta, Jalan Gatot Subroto, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (29/3).
Ia menjelaskan, GOPTKI merupakan wadah organisasi penyelenggara taman kanak-kanak yang telah sepakat untuk merealisasikan cita-cita bersama dalam mengembangakan pendidikan anak usia dini. Lembaga tersebut juga memiliki peran dalam memupuk kecerdasan anak, memberantas kebodohan, mengemban tugas yang suci dan mulia demi nusa bangsa.
“GOPTKI memiliki posisi strategis untuk menanamkan aspek-aspek pendidikan pada generasi emas," katanya.
Menurut Komariah, perlindungan anak dapat dilakukan dengan cara memenuhi hak-hak anak yang meliputi hak hidup, hak tumbuh, hak berkembang, hak beribadah, hak berpikir, hak berekspresi, hak memperoleh pendidikan, hak menyatakan dan didengar pendapatnya dan hak mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
"Penanggung jawab perlindungan ini ada di orang tua, sekolah, masyarakat dan negara," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Disdik DKI Jakarta, Nahdiana menyampaikan, Kurikulum Merdeka Belajar sangat sesuai dengan kondisi saat ini. Maka itu, seminar ini digelar untuk menyamakan paradigma jika setiap perubahan itu keniscayaan.
“Melalui kurikulum ini kita bebas memilih dan mengembangkan sesuai dengan apa yang kita miliki. Untuk angkatan pertama di Jakarta itu ada 45 sekolah penggerak," jelasnya.
Ia menambahkan, pendidikan di Jakarta harus memiliki arah yang jelas ketika tidak lagi menjadi Ibu Kota. Oleh sebab itu, dibutuhkan persiapan, sehingga proses pendidikan memiliki pijakan bahwa di kota yang maju harus punya daya saing internasional dan berkelas dunia.
“Biarkan anak-anak kita melesat sesuai dengan zamannya. Tapi kita tidak pernah membiarkan anak-anak kita kehilangan karakternya," tandasnya.